Suara Mahasiswa - "Mentaliti Mahasiswa"

Posted by Utm Today Sunday, January 10, 2010

Oleh : Muhammad Uzair Bin Azizan


Salam Demokrasi Kampus.

Beberapa bulan yang lepas sempat bagi saya bertemu secara ‘maya’ beberapa orang sahabat yang merupakan figura-figura di kampus masing-masing dalam banyak lapangan sama ada dakwah,politik dan agenda kemahasiswaan itu sendiri.Jadi banyaklah persoalan yang saya diajukan kepada mereka sebagai satu perkongsian antara kami agar masa online itu tidak hanya sekadar sesi ‘berbual kosong’.Perkongsian secara tidak formal ini saya anggap sesuatu yang baik kepada saya memandangkan empunya diri ini baru bertatih untuk bangkit mengharungi serta cuba menongkah arus degradasi nilai sebagai seorang mahasiswa dalam konteks yang lebih luas.Salah satu topik yang disentuh berkaitan dengan MENTALITI MAHASISWA KINI?.(Saya cuba garapkan artikel ini sebaik mungkin melalui pemahaman dan maklumat dalam perbincangan serta analisis daripada beberapa sumber internet)

Kami bersetuju dalam beberapa perkara yang mana kebelakangan ini, peranan mahasiswa yang dianggap sebagai agen arus perubahan yang diinginkan masyarakat bergema semula. Pandangan masyarakat terhadap mahasiswa sebagai kelompok intelektual dan sebagai agen gerakan pembaharuan, hendaklah menyedarkan kita (mahasiswa) sebagai kelompok intelektual muda.

Dalam hal itu, mahasiswa dituntut untuk dapat berperanan lebih nyata terhadap perubahan atau paling tidak menjadi pendokong dari sebuah perubahan ke arah yang lebih baik. Kesedaran yang tumbuh dalam masyarakat untuk melakukan perubahan terhadap sistem yang cenderung berorientasi pada kekuasaan yang membelenggu demokrasi, menuntut peranan yang lebih dari mahasiswa sebagai agen perubahan serta sebagai mekanisma kawalan.

Kedudukan mahasiswa sebagai mekanisma kawalan, bermaksud sebagai pengimbang kepada kekuasaan yang ada pada pemerintah. Tugas tersebut, idealnya memang dilakukan oleh partai politik, namun sayang hal itu tidak berlaku, bahkan dimandulkan oleh kekuasaan yang tidak mengenal apa yang dikatakan "kritikan". Dalam konteks itulah, letak peranan mahasiswa sebagai agent of social control serta sebagai agent of change.

Kalau kita bandingkan mahasiswa sekarang dengan mahasiswa dahulu, sangatlah jauh berbeza. Dulu, mahasiswa dengan idealismenya dapat menjadi payung kepada masyarakat marhain yang perlukan pembelaan. Peristiwa Baling 1974 adalah manifestasi jelas peranan mahasiswa yang dimaksudkan.

Semangat juang yang digerakkan oleh pemimpin-pemimpin mahasiswa waktu itu, dengan setiap saat melakukan gelombang kesedaran terhadap rakyat, berhasil menghasilkan beberapa orang pemimpin ternama hari ini

Bandingkan hal tersebut dengan mahasiswa sekarang, yang mengalami degradasi, baik dari segi intelektualisme, idealisme, patriotisme, mahupun semangat jati diri mereka. Mahasiswa sekarang, cenderung untuk berfikir pragmatis dalam menghadapi persoalan.

Ada dua persoalan yang mendasari analisis mengenai sebab-sebab hal tersebut, sehingga mahasiswa lebih bersikap hedonis sehinggakan ada yang seolah-olah bertuhankan ‘hiburan’. Pertama, pengaruh budaya Barat yang tidak tersekat telah meracuni pemuda dan mahasiswa. Mereka dengan mudah meniru budaya asing tanpa menyedari risikonya, seperti berpesta-pestaan, dan menghabiskan masa kepada perkara-perkara yang langsung tidak bermanfaat.

Kedua, adalah pengaruh dari sistem pendidikan yang membentuk mentaliti mahasiswa. Ternyata, pola atau sistem yang digunakan adalah bertujuan untuk melenyapkan idealisme serta terancang yang mana sangatlah ampuh dan efektif, iaitu dengan menerapkan sistem kapitalis dalam bidang ekonomi yang cenderung kepada penindasan dan beberapa lagi isme-isme serta sistem yang sekaligus meragut nilai kemahasiswaan.

Di samping itu, sistem yang diterapkan dalam pendidikan, yang berteraskan lulus peperiksaan membentuk pola pikir serta mentaliti mahasiswa, ternyata hanya menjadikan mereka sebagai kuli.

Mulai dari sekolah rendah, kita dihulur dengan ilmu yang bersifat dogma, serta sejarah yang dimanipulasi sedemikian rupa. Itu pun kita terima sebagai dogma.

Dalam sistem persekolahan pada peringkat sekolah menengah sekalipun, pada saat ini dan kala ini sama saja. Sebabnya, kita diajar untuk mempelajari ilmunya dengan orientasi kerja. Jadi, kemerdekaan berfikir serta mempelajari ilmu sebenarnya telah dibelenggu sistem yang membawanya pada orientasi tersebut.

Sistem GPA/CGPA yang diterapkan dengan kaku dan diburukkan dengan kos pendidikan yang tinggi (UKM??KUIS??) membebani mahasiswa, mempunyai implikasi yang sangat besar terhadap daya kritis mahasiswa serta idelismenya. Sebab, mahasiswa dituntut secara penuh berfikir mengenai hal-hal akademik semata-mata disamping tidak memikirkan soal-soal kerakyatan jika ingin terus menuntut di universiti. (Zulkifli Harun,1999)

Keadaan seperti inilah, menjadikan kampus benar-benar menjadi suatu menara gading dan jauh dari jangkauan kalangan masyarakat kecil. Mahasiswa menjadi kelas yang elit dan sama sekali tidak tersentuh dengan persoalan kerakyatan.

Dari sistem seperti itu, terbentuklah mentaliti mahasiswa yang saat ini kita rasakan hedonis dan pragmatis, sebab kita dari awal dicetak untuk hidup yang serba praktis dan tidak mencuba berdialog dalam setiap pemikiran. Kita terjebak dengan hanya berdebat di bilik kuliah.RETORIK!

Jarang sekali mahasiswa cuba berfikir tentang persoalan kerakyatan, keagamaan, atau pun bagaimana konsep memajukan bangsa di era globalisasi ini. Mereka lebih suka diajak bersenang-senang untuk kepentingan peribadi yang bersifat sesaat.

Melihat fenomena tersebut, maka kita mempunyai kewajiban untuk mengubah mentaliti hilang serinya tersebut kembali kepada jati diri mahasiswa, yang mempunyai idealisme tinggi. Salah satu jalan alternatif adalah dengan memberi pendedahan langsung kepada mahasiswa pada persoalan-persoalan kerakyatan.

Di samping itu, supaya berjalan seimbang, fungsi unversiti sebagai fungsi pengabdian masyarakat harus dilaksanakan tidak hanya terbatas pada simbol, tetapi benar-benar realistik dalam aplikasinya. Demikian bertujuan untuk menolak pandangan kampus sebagai menara gading sahaja (Zulkifli Harun,1999).Jesteru, idealisme serta daya kritis mahasiswa yang dilihat telah hilang akan dapat dibkan kembali.


+ penapemuda - sampai bilaaa..

0 comments:

Post a Comment

Facebook UTM Today

About Me

Utm Today
UTM Today akan memaparkan kepada anda berita-berita disekitar kampus UTM sama ada berita universiti, persatuan-persatuan dan juga aktiviti-aktiviti serta suara-suara mahasiswa. Sebarang berita dan suara-suara anda yang ingin disampaikan kepada kami boleh di hantar ke utmtoday10@gmail.com
View my complete profile

Apa wajar mahasiswa dibenarkan berpolitik? apa pandangan mahasiswa UTM?

Pilihanraya kampus UTM

Pilihanraya kampus UTM

Ingin berkongsi dengan kami??

Ingin berkongsi dengan kami??

Web Site Hit Counter

Komen dan pandangan


ShoutMix chat widget

Gelagat Mahasiswa

Gelagat Mahasiswa

Blog Archive